37 weeks pregnant, “so undescribeable feeling” (itulah perasaan ibu-ibu mau melahirkan hihihi...), senang karena sebentar lagi lihat si baby, senang karena mual –muntah segera berlalu, sedih juga karena harus meninggalkan masa-masa kehamilan ini (no more pregnancy priviledge..), takut karena apapun bisa terjadi saat melahirkan (honestly I’m not ready to die), takut terjadi hal yang buruk denganku dan baby-ku, takut kalau tiba-tiba harus operasi caesar dan biayanya melonjaaaak (sia-sia juga dong latihan panggulnya waktu senam hamil kalau harus operasi caesar..). See banyakan takutnya ya dari pada beraninya... Dan waktunya ANC ke DSOG di usia kandungan 37 ½ minggu, it was a shocking news! Kondisi yang minggu lalu baik cenderung super sekarang menjadi sangat kacau! Tekanan darah-ku melonjak menjadi 140/90mmHg, plasenta sudah grade 2 menjelang grade 3, dokter bilang bayiku akan lahir dalam waktu dekat beberapa hari kedepan dan dokterku mulai memberi pengertian dan warning akan diagnosaku saat ini yang menyandang predikat “pre-eklamsi ringan”. Well, setauku yang namanya pre-eklamsi lebih aman melahirkan dengan operasi caesar, karena akan adanya resiko perdarahan dengan tensi yang tinggi, tentunya aku semakin stress walaupun suami dan orang tuaku terus memberi semangat “everything’s gonna be okay”. No, it’s not okay, I’m not okay, I know what pre-eclampsy is, I saw so many woman with pre-eclamsy, they’re really fighting for their life. I think I’m gonna die with this pre-eclampsia, God, I’m really not ready at all to die, I want too see my baby girl. Ditambah pengalaman istrinya saudaraku yang meninggal karena pre-eklamsi (Ooooh nooo...). Dan dengan tingkat stress yang semakin memuncak tentu saja obat anti hipertensi dari DSOG tidak banyak membantu. Ditambah lagi stress dengan predikat plasenta yang sudah menua, dimana saat plasenta grade 3 bayiku tidak bisa dapat suply makanan lagi dari plasenta, bayiku harus segera keluar secepatnya, tetapi mulas-mulas-pun belum ada, pembukaan juga belum ada...
Apasih pre-eklamsi ringan itu...???
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan. Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Preeklampsia dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini akan menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan relatif kecil. Selain itu, preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan.
Preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah :
- Riwayat tekanan darah tinggi yang khronis sebelum kehamilan.
- Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya.
- Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.
- Kegemukan.
- Mengandung lebih dari satu orang bayi.
- Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.
Para penderita pre-eklamsia ringan biasanya tidak terlalu memperhatikan gejala-gejalanya. Tetapi, saat kunjungan prenatal care, dokter akan memeriksa tekanan darah, tes urin dan memperhatikan tanda-tanda dari penyakit ini.
Gejala dari pre-eklamsia ringan, adalah:
- Tekanan darah 140/90 atau lebih tinggi dalam 2 kali pengukuran dalam rentang waktu 6 jam
- Bengkak pada wajah dan tangan
- Protein dalam urin
Pengobatan preeklampsia dan eklampsia adalah kelahiran bayi. Preeklampsia ringan (tekanan darah diatas 140/90 yang terjadi pada umur kehamilan 20 minggu yang mana wanita tersebut belum pernah mengalami hipertensi sebelumnya) dapat dilakukan observasi di rumah atau di rumah sakit terggantung kondisi umum pasien. Jika umur bayi masih prematur, maka diusahakan keadaan umum pasien dijaga sampai bayi siap dilahirkan. Proses kelahiran sebaiknya dilakukan di rumah sakit dibawah pengawasan ketat dokter spesialis kebidanan. Jika umur bayi sudah cukup, maka sebaiknya segera dilahirkan baik secara induksi (dirangsang) atau operasi. Tidak diketahui cara untuk mencegah pre-eklamsia, tetapi dengan prenatal care yang baik, kondisi awal pre-eklamsia dapat terkendali.
Sumber:
Peter J. Chen, MD, Department of Obstetrics & Gynecology, Hospital of the University of Pennsylvania, Philadelphia, PA. Review provided by VeriMed Healthcare Network. http://www.umm.edu/pregnancy/000200.htm
http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia-dan-eklampsia-pada-kehamilan/