Blowing In The Wind Pink And Green Flower;

Tuesday, April 12, 2011

Wedding Reception Preparation

Menjelang resepsi, pengantin udah boleh ganti baju dan dirias dalam satu ruangan… horeee….. (untuk kostum, kami sewa di Sanggar Saraswati, model dan warna bisa by request…). Karena waktu yang benar-benar mepet, demi efisiensi waktu, jadi acara ganti baju dan ganti riasan juga diselingi makan pagi lontong cap gomeh hehehe... sambil di dandanin sambil sarapan..nyam..nyamm.... ^^

Pengantin Wanita

Berhubung resepsinya adat Jawa Solo Putri, jadilah pengantin wanita harus di paes… Riasan dahi pada wajah pengantin wanita Solo adalah hal yang paling penting. Riasan di dahi atau biasa disebut paes adalah perlambang kecantikan dan symbol membuang perbuatan buruk. Selain itu, merupakan awal si pengantin menuju kedewasaan. Paes pengantin Solo Putri berwarna hitam dan terdiri dari 4 bentuk cengkorongan yaitu bentuk Gajahan, bentuk Pengapit, Penitis, dan Godeg. Sanggul pengantin Solo Putri disebut sanggul Bangun Tulak. Gosipnya paes memakan waktu hingga 4 jam, tapi canggihnya pemaesku, dia langsung gambar dengan mudahnya di dahiku (ga pake pola lagi), langsung diwarnai dan... voilaa jadi dalam sekejap... padahal waktu di-paes aku sambil di"permak" dari sanggul sunda ke sanggul Jawa..

paes Jawa Solo Putri

Dalam tata rias wajah pengantin Solo, termasuk pula pengantin Solo Putri, biasanya mengikuti putri-putri raja di masa lalu. Kulit yang halus mulus, bersih dan kuning berkat ketekunan dan kerajinan mereka merawat kecantikan mulai dari lulur, mangir, ratus untuk rambut, mandi rempah dan minum jamu (kalo ada budget lebih bolehlah ikutan perawatan Spa-nya Martha Tilaar itu... tapi berhubung waktu dan budget tidak memungkinkan jadilah cuma lulur doang yang rutin aku lakukan tiap bulan menjelang pernikahan). Untuk wajah, menggunakan bedak berwarna kuning. Dalam pembuatan alis dengan pensil alis warna hitam, dibentuk Mangot (lengkungan yang indah). Bagian mata diperindah dengan bayangan mata atau eye shadow. Pada kelopak mata, bagian atas diberikan warna hijau sama-samar, sedangkan kelopak mata bawah diberi warna coklat dan makin ke atas makin tipis warnanya. Garis mata ditebalkan dengan pensil warna hitam dan menggunakan mascara untuk mempertebal, menghitamkan dan memperlentik bulu mata (tapi karena bajuku cokelat riasan mata jadi full chocolate, hehe…). Wajah yang cantik harus terlihat cerah. Karena itu, biasanya pengantin wanita Solo menggunakan pemerah pipi dengan warna merah muda samar-samar dan lipstick berwarna cerah seperti merah.

Untuk sanggul, sanggul ini memiliki ciri khas atau bentuk mirip kupu-kupu sehingga sering disebut Ngupu. Sanggul Bangun Tulak dahulu digunakan oleh permaisuri atau putri raja. Untuk putri yang sudah menikah, sanggul berhiaskan bunga Bangun Tulak, sedangkan yang belum menikah tidak mengenakan bunga apapun. Tak boleh dilupakan adalah hiasan sanggul agar sanggul terlihat cantik dan indah. Ada beberapa hiasan penting penghias sanggul yaitu Cunduk Mentul, Bros Gelung (simyoki), Tanjungan, Sintingan, Cunduk Jungkat, Centung, Borokan dan Tiba Dada Bawang sebungkul. Cunduk Mentul berjumlah 7 buah (tapi yang aku pakai 9, makanya berasa beraaaat) dan dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Bros Gelung atau juga disebut ceplok gelung dipasang di bagian tengah sanggul. Tanjungan berjumlah 6 buah dan dipasang di sebelah kiri dan kanan masing-masing 3 buah. (by request semua hiasan sanggul bernuansa kupu-kupu sesuai tema, hmm inspired by Wulan Guritno’s wedding. Untungnya Sanggar Saraswati mau mencarikan brand new aksesoris sanggul set kupu-kupu dari Solo ^^). Sedangkan Sintingan terdiri dari 2 buah bunga kantil, yang dipasang dengan cara diselip pada rambut di sebelah kiri sanggul tepat di belakang telinga. Cunduk Jungkat berupa hiasan yang dipasang dari arah depan di atas ubun-ubun, sementara Centung dipasangkan pada pangkal pengapit sebelah kiri dan kanan. Borokan berupa 4 atau 5 bunga melati yang ditusuk dengan lidi dan dipasang di sebelah kiri Cunduk Jungkat. Terakhir, Tiba Dada Bawang Sebungkul adalah rangkaian bunga melati yang dipasang di atas sanggul di sebelah kanan teruntai hingga dada sebelah kanan. Sebagai pelengkap adalah subang, kalung, gelang dan cincin.

sanggul tampak samping depan
sanggul tampak belakang

Pengantin Pria

Tata rias wajah dan rambut pengantin pria terinspirasi dari raja keraton Kasunanan Surakarta. Di atas kepala, pengantin pria mengenakan Kuluk Kanigoro (semacam topi) dengan garis-garis berwarna kuning yang disebut Tarak. (tapi berhubung suamiku bertubuh tinggi jadilah dia memakai blangkon, supaya seimbang sama tinggiku dong hehehe….) Perhiasan yang ada di atas Kuluk atau blangkon disebut Nyamat. Pengantin pria juga mengenakan bunga yang disebut Sumping yang terbuat dari bunga melati setengah mekar dan ditusuk dengan lidi. Sumping tersebut dikenakan pengantin pria dengan cara diselipkan pada telinga kiri dan kanan.

*foto bareng perias manten*

Tata rias , kostum, dan aksesoris ditangani oleh Wedding Organizer Sanggar Saraswati. Untuk kostum dan aksesoris sangat memuaskan karena baju resepsi ini dibuat perdana saat kami menikah jadi ukurannya bener-bener pas, aku sendiri juga ikutan memilih disain untuk baju resepsi ini dan aksesoris kupu-kupunya juga brand new perdana dipakai saat pernikahan kami… hmm, tata riasnya juga sangat memuaskaaan soale kata orang-orang pengantinnya manglingi… (hihi narsis… tapi bener loh ini pengakuan para tamu..)

Vendor: Wedding Organizer Sanggar Saraswati

Rating: 9

Sumber:

http://www.weddingku.com/traditional/makeup/1/1/jawa

No comments:

Post a Comment